Usulan Reformasi Sistim Tridharma Perguruan Tinggi (PT):
“Administratif” vs. Riset Terapan"
oleh Prof. Hendry Izaac Elim, Ilmuan Fisika Indonesia, Universitas Pattimura
“Great job...thanks ibu Levina, Itu lah kelemahan kami para ilmuan di Indonesia, lebih banyak waktu terbuang di tridharma (3 in 1) PT, sehingga kami kerjanya tidak fokus, bahkan lebih banyak mengajar (transfer ilmu) dari pada mengembangkan ilmu, untuk sharing nya yang menginspirasi”.
Begitulah tanggapan saya dari seorang sahabat dan ketua ormas terkenal di Indonesia yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah.
Berikut evaluasi saya dalam ~29 thn mengembangkan ilmu (Gambar 1 and liputan Pattimutra TV:
https://youtu.be/zSSe7lC1PsM?si=L1zdcgbubVkAh-7j ): lebih banyak penemuan dibidang basic sciences, daripada applied sciences seperti yang sangat dibutuhkan masyarakat kepulauan.
Kemungkinan penghargaan terbaik kami dibidang ilmuan internasional murni adalah Nobel prize, dan itupun tergantung “garis tangan” juga. Tetapi masyarakat kepulauan (archipelago society) lebih membutuhkan teknologi renewable energy tersebut.
Ternyata pendidikan saja tidak cukup, perlu terapan teknologi
Latar Belakang diatas dari masalah outcome beban Tridharma PT (3 in 1):
[1]. Pendidikan, [2]. Penelitian dan [3]. Pengabdian kepada masyarakat adalah
Tridharma PT lebih bersifat rutinitas “Administratif” atau transformasi ilmu ke mahasiswa.
Implementasi sistim tersebut telah menuntun arah sistim pendidikan tinggi Indonesia ke arah yang mengakibatkan: jebakan Administratif dan rutinitas tanpa progress Teknologi, atau sebuah budaya komsumtif.
Solusi permasalahan diatas (Gambar 2, URL): untuk mengatasi sistim budaya “administatif” yang telah membudaya di PT Indonesia tersebut, kami mengusulkan sistim baru yang mereformasi yang lama sebagai dengan Reformasi Sistim Tridharma PT.
Sistim baru ini jika diterapkan dapat menghasilkan 3 hal outcome reformasi yaitu: [2]. Pengembangan ilmu, [1]. Kualitas output lulusan mahasiswa, dan [3]. Dampak terapan riset di masyarakat.
Ketiga hasil yang terintegrasi ini akan memberikan Budaya Progress Kerja pendidik yang baru untuk Kehidupan sehari-hari menuju Kemajuan (Wealth) Masyarakat Sejahtera sesuai capaian Target Indonesia Maju 2045 (~ 21 tahun kemudian).
Sharing kami untuk memulai mengimplementasikan budaya progress kerja berbasi riset dan kolaborasi yaitu pembentukan tim teknologi energi terbarukan (renewable energy technology) yang telah berhasil menerima anggaran Rp. 500 juta 2023-2024 (RISPRO-LPDP & PT. SMI) yang diperoleh dari hasil panjang seleksi kompetisi nasional 15 universitas terbaik Indonesia seperti ITB, UI, ITS, UGM, UNHAS dan lainnya yang telah diundang memasukan proposal riset pada RISPRO-LPDP & PT SMI untuk diseleksi di indonesia. Tim budaya progress kerja kami (Unpatti) & Univ Brawijaya yang memenangkannya.
Output prototype pembangkit lisrik tenaga arus tidal (ocean tidal waves) yang telah dikerjakan selama 1 tahun terakhir (2023-2024) oleh kolaborasi 3 ilmuan Unpatti dari Fakultas Teknik: Max Rumaherang, Ph.D (ketua), FKIP: Dr. A. Latununuwe (anggota periset), dan FMIPA/FST: Prof. H.I. Elim (anggota) menghasilkan indikator yang paling berharga berupa: [1]. prototype pembangkit listrik arus tidal, [2]. paper Q1 (terindex SCOPUS/ Web of Science) kami yg telah di submit, dan [3]. 1 usulan/ daftar patent sederhana pada Kemen-KumHam.
Tetapi alat pembangkit listrik mobile tersebut perlu banyak pengembangan sesuai berita publik disaat presentasi dan diskusi hasil diseminasi prototype tersebut yang di sajikan pada lembaga riset dan pengabdian kepada masyarakat (LPPM-Unpatti) dengan melibatkan para ilmuan daerah Maluku, tokoh masyarakat, ilmuan instansi BRIN, pemerintah daerah dan propinsi Maluku serta pihak stakeholders lainnya yang berkaitan seperti berita di Pattimura TV berikut: https://youtu.be/d47g1fypFWI?si=lHelCXip0q_ASqnm
Catatan kelemahan berkelanjutan dari sistim pendidikan tridharma yaitu para pendidik (lecturers) lebih banyak mengajar mahasiswa, daripada mendidik mahasiswa mengembangkan ilmu (Advancing sciences and technology). Sehingga para dosen lebih terbeban kerja administratif (mentransfer ilmu) dari pada meluangkan banyak waktu untuk mengembangkannya.
Pada sistim pendidikan terbaik Asia di universitas no 1 Asia (2024) sesuai QS world university ranking, yaitu National University of Singapore (NUS), Singapore, para dosen yg tidak mampu riset (not interested in doing research works), dan suka sekali mengajar (teaching hobby) di tempatkan dizona mengajar dan praktikum saja. Sebaliknya para dosen riset difokuskan mengembangkan lab riset masing-masing untuk mengembangkan ilmu, dan mendidik para mahasiswa riset mengembangkan sains dan teknologi.
Sebaliknya di Indonesia akibat beban keharusan siklus perlakuan tridharma, dosen digiring ke kerja “administratif” yaitu harus melakukan ketiga unsur PT tersebut secara bersamaan. Makanya para dosen Indonesia susah bersaing science + technology sesui indikator kinerja dari irisan ketiga unsur Tridharma.
Sedangkan dosen yang terbiasa riset, harus tidur di lab, dan bahkan saptu + minggu pun perlu kerja mandiri mrngembangkan lab dan ilmunya di kampus. Selanjutnya, karena para pimpinan tridharma PT di Indonesia sudah terpola sistim tridharma yang telah menjadi budaya “administratif” puluhan tahun telah terjebak rutinitas dan “zona nyaman” tanpa prestasi keilmuan yang significant.
Semoga usulan dan pikiran kami tentang budaya reformasi sistim Tridharma PT ini dapat membantu pemerintah khususnya kementrian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi (Kemen DiktiRisTek) maupun lembaga BRIN yang lebih fokus ke riset dan inovasi teknologi untuk bertransformasi menggiring rakyat Indonesia untuk mempersiapkan mental dan skill para generasi dengan pengetahuan dan skill terdepan (frontier knowledge and skill based on advanced research works) menuju Indonesia maju 21 tahun lagi atau di 2045. Penerapan reformasi sistem Tridharma PT ini akan dapat meyembuhkan "otak yg buta" (blind brain) dari sistim rutinitas lama yang merupakan “budaya administratif” yang tidak memiliki kemampuan profesionalitas dan progress menuju kemajuan masyarakat sejahtera.
Salam NUSANTARA baru, INDONESIA maju.